LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA
- Judul Praktikum
Memeriksa Kadar Asam Asetat Dalam Cuka Dapur
- Tujuan Eksperimen
Tujuan eksperimen ini adalah untuk memeriksa apakah kadar asam asetat dalam cuka dapur sesuai dengan kadar yang terdapat pada label botolnya.
- Dasar Teori
Titrasi adalah penambahan larutan baku (larutanyang telah diketahui dengan tepat konsentrasinya) ke dalam larutan lain denganbantuan indikator sampai tercapai titik ekuivalen. Titrasi dihentikan tepat padasaat indikator menunjukkan perubahan warna. Saat perubahan warna indikatordisebut titik akhir titrasi
Perubahan pH pada reaksi asam–basa
Suatu asam yang mempunyai pH kurang dari 7 jika ditambah basa yang pH–nya lebih dari 7, maka pH asam akan naik, sebaliknya suatu basa jika ditambah asam, maka pH basa akan turun. Apabila penambahan zat dilakukan tetes demi tetes kemudian dihitung pH–nya akan diperoleh kurva titrasi, yaitu grafik yang menyatakan pH dan jumlah larutan standar yang ditambah.
Titrasi Asam Kuat oleh Basa Kuat
Kurva titrasi asam kuat oleh basa kuat ditunjukkan
Misalnya, 25 mL HCl 0,1 M (asam kuat) dititrasi oleh NaOH 0,1 M (basa kuat), kita dapat menghitung pH larutan pada bermacam-macam titik selama berlangsungnya titrasi. Pada grafik, diperlihatkan ciri penting dari kurva titrasi NaOH – HCl bahwa pH berubah secara lambat sampai dekat titik ekuivalen. Penambahan NaOH menyebabkan harga pH naik sedikit demi sedikit. Namun, pada titik ekuivalen, pH meningkat sangat tajam kirakira 6 unit (dari pH 4 sampai pH 10) hanya dengan penambahan 0,1 mL (± 2 tetes). Setelah titik ekuivalen, pH berubah amat lambat jika ditambah NaOH. Indikator-indikator yang perubahan warnanya berada dalam bagia terjal kurva titrasi ini, yaitu indikator yang mempunyai trayek pH antara 4
sampai 10 cocok digunakan untuk titrasi tersebut. Indikator yang dapat digunakan pada titrasi ini adalah metil merah, brom timol biru, dan fenolftalein. Untuk titrasi asam kuat oleh basa kuat, besarnya pH saat titik ekuivalen adalah 7.
Pada pH ini asam kuat tepat habis bereaksi dengan basa kuat, sehingga larutan yang terbentuk adalah garam air yang bersifat netral.
Titrasi Asam Lemah oleh Basa Kuat
Penetralan asam lemah oleh basa kuat agak berbeda dengan penetralan asam kuat oleh basa kuat. Contohnya, 25 mL CH3COOH 0,1 M dititrasi oleh NaOH 0,1 M. Mula-mula sebagian besar asam lemah dalam larutan berbentuk molekul tak mengion CH3COOH, bukan H+ dan CH3COO-. Dengan basa kuat, proton dialihkan langsung dari molekul CH3COOH yang tak mengion ke OH-. Untuk penetralan CH3COOH oleh NaOH, persamaan ion bersihnya sebagai berikut (James E. Brady, 1990)
CH3COOH(aq) + OH-(aq) ïƒ H2O(l) + CH3COO-(aq)
Kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat dapat aditunjukan pada gambar berikut :
Sifat penting yang perlu diingat pada titrasi asam lemah oleh basa kuat adalah:
- pH awal lebih tinggi daripada kurva titrasi asam kuat oleh basa kuat (karena asam lemah hanya mengion sebagian).
- Terdapat peningkatan pH yang agak tajam pada awal titrasi. Ion asetat yang dihasilkan dalam reaksi penetralan bertindak sebagai ion senama dan menekan pengionan asam asetat.
- Sebelum titik ekuivalen tercapai perubahan pH terjadi secara bertahap. Larutan yang digambarkan dalam bagian kurva ini mengandung CH3COOH dan CH3COO- yang cukup banyak. Larutan ini disebut larutan penyangga.
- pH pada titik di mana asam lemah setengah dinetralkan ialah pH=pKa. Pada setengah penetralan, [CH3COOH] = [CH3COO-].
- pH pada titik ekuivalen lebih besar dari 7, yaitu ±8,9, sebagai akibat hidrolisis oleh CH3COO-.
- Setelah titik ekuivalen, kurva titrasi asam lemah oleh basa kuat identik dengan kurva asam kuat oleh basa kuat. Pada keadaan ini, pH ditentukan oleh konsentrasi OH- bebas.
- Bagian terjal dari kurva titrasi pada titik ekuivalen dalam selang pH yang sempit (dari sekitar 7 sampai 10).
- Pemilihan indicator yang cocok untuk titrasi asam lemah oleh basa kuat lebih terbatas, yaitu indicator yang ,mempunyai trayek pH antara 7 sampai 10. Indikator yang dipakai adalah fenolftalein.
- Alat dan Bahan
- Pipet tetes
- Tabung reaksi
- Silinder ukuran 25 mm dan 100 mm
- Cuka dapur
- Larutan NaOH
- Larutan Penoktalin
- Cara Kerja
- Catat merek cuka yang digunakan dan kadar asam yang tercantum pada label botol.
- Ambil 2 ml cuka itu dengan selinder ukur 10 ml, tuangkan ke dalam selinder ukur 100 ml dan encerkan dengan air hingga volumenya 100 ml, lalu tuangkan kedalam labu Erlenmeyer yang kering.
- Ambil 25 tetes larutan yang telah diencerkan itu dengan pipet, masukkan ke dalam tabung reaksi, dan 2 tetes indicator fenolftalein.
- Titrasi larutan ini dengan larutan NaOH 0,1 M, catat jumlah tetes yang digunakan sampai warna larutan berubah merah. Lakukan titrasi ini sampai diperoleh sekurang- kurangnya 2 hasil yang tetap.
- Hasil Pengamatan
Titrasi ke- | Jumlah tetes larutan NaOH yang ditambahkan |
1 2 3 | 5 3 3 |
Rata-Rata | 4 |
- Perhitungan
- Berdasarkan hasil eksperimen?
- Menurut label pada botol? (asam asetat murni adalah 17,4 M)
- Hitunglah pH campuran larutan tersebut?
- Mengapa pada titrasi ini dipakai indikator fenolftalein (PP)?
- Penyelesaian
V × N = V × N
25 × N = (4x 0,1)/25
N = 0,016 M
V × M CH3COOH = V × M NaOH
2,5 × M CH3COOH = 100 × 0,016
M CH3COOH = 100x0,016/2,5 = 6,4 M
( cuka botol ) untuk kadar 25 %
Untuk 100 % = 100x0,64/25 = 2,56 M
% = (2,56x100%)/17.4 = 14,71%
Karena larutan penoktalin merupakan indikator basa yang mempunyai trayek pH 8,3-10 yang perubahan warnanya dari tidak berwarna menjadi warna merah.
25 ml CH3COOH = 25x 0,016 = 0,4
(H+) = √(Ka x 0,4)
= √(〖10〗^(-5) x 0,4)
= 2 x 10-3
pH = -log (H+)
= -log 2 x 10-3
= 3- log 2
4 ml NaOH 0,1
(OH-) = b. M
= 1 . 0,1
= 10-1
POH = - log 10-1
= 1
PH = 14 – 1
= 1
pH Campuran
CH3COOH + NaOH → CH3COONa + H2O | ||||
Mula-Mula | 25 x0,016 = 0,4 | 4 x0,1 = 0,4 | — | — |
Yang Bereaksi | 0,4 | 0,4 | 0,4 | — |
hasil reaksi | ― | — | 0,4 | — |
Pada akhir reaksi terdapat (CH3COONa)
= (o,4)/volcamp
= 0,4/(25+,4)
= 0,4/29
= 0,013
(CH3COONa) = garam bersifat basa
(OH-) = √(Kw/Ka . 0),013
= 〖√(〖10〗^(-14)/〖10〗^(-5) . 13 x〖 10〗^(-3) )〗^
= √(〖13 . 10〗^(-12) )
= 3,6 . 10-6
pOH = -log 3,6 . 10-6
= 6 – log 3,6
pH = 14 – POH
= 14 – (6 – log 3,6)
= 8 + log 3,6
- Kesimpulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
I was waiting for his comments